4.5/5
Action
Adventure
Based on Book
Blockbuster
Box Office
Franchise
Reboot
SciFi
Summer Movie
Superheroes
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
Man of Steel
Overview
Superman
adalah sebuah legenda di dunia komik. Namun ketika demam comic superhero
diangkat ke layar lebar sejak era 2000-an, entah kenapa seolah jarang ‘disentuh’
maupun ‘dilirik’. Percobaan pertama setelah 19 tahun, Superman Returns (2006) besutan Bryan Singer banyak mendapatkan
kritikan baik dari kritikus maupun fans. Banyak aspek yang membuatnya tidak
disukai penonton dan tentu saja fans setia Superman. Padahal jika mau
dilanjutkan, SR punya materi cerita yang cukup menarik untuk dikembangkan.
Namun Warner Bros selaku pemegang hak cipta tokoh-tokoh DC Comics lebih memilih
untuk me-reboot superhero legendaris asal Planet Krypton ini.
Seperti
halnya trilogi TDK, Nolan-Goyer menerapkan konsep yang serupa. So tidak adil
rasanya jika penonton menjatuhkan vonis hanya dari seri ini saja. Setidaknya
bagi saya kisah MoS sudah memiliki arah cerita yang jelas untuk seri-seri
berikutnya. Ia tahu apa yang ingin diceritakan dan apa yang ingin dicapai
melalui karakter utamanya. Tak seperti franchise-franchise superhero lainnya
yang tiap serinya bisa berdiri sendiri, terpenting ada karakter villain baru,
tanpa perlu arah perkembangan karakter yang berarti di tiap serinya (colek
superhero-superhero Marvel). Memang sistem sekuel berdiri sendiri adalah
langkah aman jika film yang diproduksi tidak begitu laris di pasaran sehingga
tidak ada tanggungan untuk membuat sekuelnya. Sebaliknya, sistem sekuel
berkelanjutan seperti sebuah pertaruhan. Jika filmnya tidak begitu
menguntungkan, diproduksi sekuelnya meragukan apakah hasilnya bisa membaik,
tidak diproduksi pun akan mengecewakan fans yang telah menantikan
kelanjutannya. Reputasi studio dipertaruhkan.
Tak
tanggung-tanggung, DC dan WB kembali menunjuk Christopher Nolan dan David S.
Goyer untuk mengkonsep ulang kisah Si Manusia Baja. Dengan kesuksesan reboot
Batman dalam The Dark Knight Trilogy
tentu saja DC (dan fans yang juga puas dengan trilogi TDK) berharap banyak.
Well, setiap hal yang dimulai dari awal lagi pasti menimbulkan pro dan kontra,
antara yang suka maupun tidak suka. Apalagi bayang-bayang prodesesornya yang
kerap menjadi pembanding dalam segala aspeknya. Wajar, namun akan lebih bijak
jika kita melihat segalanya dengan konteks masa kini dimana generasi berubah,
begitu pula dengan pola pikir dan pandangannya. Itulah yang dilakukan oleh Goyer
dan Nolan. Meski tak duduk di bangku sutradara, pengaruh keduanya begitu terasa
kuat sepanjang film. Man of Steel
(MoS) adalah kisah Superman yang dibangun dari awal dengan cukup detail dan
efektif, meski tak sekelam atau seberat konsep trilogi TDK. Banyak unsur-unsur klasik dari kisah originalnya yang tak hanya
ditampilkan, namun sekaligus dijelaskan dengan rasional sesuai dengan ‘tuntutan
masa kini’. That’s one good thing from this version and I appreciate it a lot.
Meski ada perubahan yang cukup substansial bagi keseluruhan cerita, namun bagi
saya tidak begitu mencederai kesetiaannya pada kisah asli. Justru jika
dipikir-pikir lagi justru memberi porsi peran yang lebih banyak dan kuat bagi
salah satu karakter.
Mulai dari
titik nol, kita kembali dibawa ke Krypton ketika di ambang kehancuran, hingga
Clark Kent alias Kal-El yang sudah beranjak dewasa dan mencari jati dirinya
yang ‘berbeda’ dengan manusia biasa. Paruh pertama yang cukup padat ini
terangkum dengan baik dan efektif. Terasa lompat-lompat berkat adegan-adegan
flashback, namun masih nyaman diikuti dan sesuai dengan konteks adegan yang
sedang berlangsung. Tema peran ayah, baik yang berstatus kandung maupun angkat,
disampaikan dengan sangat menyentuh dan menonjol dibandingkan aspek lainnya.
Tak ketinggalan metafora Yesus Kristus yang sangat terasa di banyak adegan dan
aspek cerita, diselipkan di sana-sini, yang bagi saya semakin memperkuat konsep
cerita.
Di paruh
kedua film, dimana lebih banyak dimanfaatkan untuk memompa habis adegan-adegan
aksi spektakulernya, barulah pengaruh sang sutradara, Zack Snyder sangat
terasa. Meski tak menampilkan slow-mo yang sudah menjadi signature-nya, pace
dan visualisasi adegan-adegan aksi sekaligus destruktif ala Snyder sudah tak
perlu diragukan lagi. Mungkin sedikit mengganggu ketika selalu ada dialog
antara Superman dan musuh (baik Zod maupun Faora-Ul) setiap sebelum bertarung.
Tetapi semuanya tertutupi oleh adegan-adegan penghancuran kota Metropolis yang
spektakuler. Tidak sampai senorak Transformers
meski dalam skala yang mungkin jauh lebih luar besar.
Saya sangat
puas dengan konsep Superman versi Goyer-Nolan ini. Tak hanya memberikan tebaran
hint-hint yang membuat penonton menebak-nebak (dan pastinya expect for more)
kisah selanjutnya, namun juga berhasil menggelitik penonton akan kemungkinan
proyek Justice League setelah kisah
Superman ini usai. Dengan kata lain, sesuai arti logo di dada Superman, MoS
memberikan banyak “harapan” kepada penonton dan fans setia Superman ke depan.
Dengan pondasi dasar yang sudah cukup kuat di sini, semoga saja MoS tidak
memberikan harapan-harapan palsu ke depannya.
The Casts
Henry Cavill
tentu mendapatkan sorotan utama dimana ia sempat diragukan karena faktor fisik
(baca: wajah) yang berbeda dengan image Clark Kent ala Christopher Reeve yang
begitu melekat selama ini. Keraguan itu sirna ketika Cavill nyatanya berhasil
memberikan nafas baru bagi karakter Clark Kent. Masih memiliki kharisma yang
sama kuat meski disesuaikan dengan parameter kini.
Sebagai Lois
Lane, our hero’s sweetheart, Amy Adams juga memancarkan aura kecantikan dari
kecerdasan karakternya. Berbeda dengan Lois Lane selama ini yang seolah hanya
menunggu untuk diselamatkan semata. Porsinya jauh lebih banyak ketimbang
Superman versi manapun. Ke-chubby-annya yang bertolak belakang dari image Lois
Lane selama ini tak mengurangi sedikit pun pesonanya (kecuali Anda berpikiran
dangkal yang hanya menilai karakternya dari fisik).
Namun di
antara semua cast, saya sangat memfavoritkan Kevin Costner. Karakter ayah
duniawi Clark Kent, Jonathan Kent. Meski porsinya tak banyak secara durasi,
namun mampu memberikan performa serta kharisma yang luar biasa sebagai ayah
yang bijaksana. Russell Crowe sebagai ayah biologis Kal-El juga tampil memikat
dan berkharisma seperti biasanya, namun di mata saya Costner tampil jauh lebih
berkesan. Diane Lane pun memberikan performa yang charming dan emosional namun
tak berlebihan sebagai Martha Kent.
Terakhir, sebagai
pemeran karakter villain utama, Michael Shannon, tak begitu berkesan di mata
saya meski ia masih tampil bengis dan cukup baik. Mungkin penulisan karakternya
saja yang menyebabkannya kurang begitu berkesan. Justru Faora-Ul (Antje Traue)
tampil lebih memikat bagi saya.
Technical
Film
blockbuster berbudget besar sepert MoS tentu tak perlu meragukan segi teknis,
terutama visual effect yang bombastis. MoS delivered it in a very artistic way.
Bahkan adegan-adegan penghancuran gedung-gedung yang lebih massive dari Transformers seri manapun tampak indah
dan intens untuk diikuti.
Above all
technical aspects, sound effect dan score menjadi yang paling menonjol dan
paling berhasil membangun adegan demi adegan. Dengarkan saja sound design
favorit saya ketika ancaman Zod tersiarkan di televisi seluruh dunia: “YOU ARE
NOT ALONE”. Teror yang sederhana namun berhasil membangkitkan ketakutan berkat
sound effect-nya. Sedangkan score dari Hans Zimmer yang megah sudah barang
tentu menjadi kekuatan tersendiri, meski tak sedikit pun menyisakan tune
original Superman yang sudah legendaris gubahan John Williams. Sedikit nuansa
80an di salah satu score-nya membangkitkan memori tersendiri akan adegan-adegan
aksi di era tersebut.
Sayang
sekali kekurangan terletak pada hasil konversi 3D yang rupanya tak begitu
memberikan efek yang berarti, baik depth maupun pop-out gimmick. So I suggest
to save your money and sight-health for almost two and a half hour by watching the
2D version. It would have given enough excitement to you.
The Essence
You have to
wait for the greatest thing in the right time. When the world (and also you) is
ready for it.
They who will enjoy this the most
- Superman’s fans
- Goyer-Nolan’s fans
- Zack Snyder’s fans
- General audiences who seek entertaining, eye-gasmic, and ear-gasmic blockbuster movie
Lihat data film ini di IMDb.