4/5
Based on Book
Comedy
Drama
Horror
Pop-Corn Movie
Romance
The Jose Movie Review
Thriller
Tribute
Zombie
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
Warm Bodies
Overview
Summit, based on a novel
material, bizarre teenage romance… Siapapun yang mendengar atau membaca
premisenya bisa dengan mudah menebak seperti apa Warm Bodies (WB) ini. Wajar jika Summit merasa perlu untuk memiliki
franchise besar lainnya sebagai mesin uang setelah Twilight (so-called) Saga berakhir. So dipilihlah premise
yang serupa berdasarkan novel karya Isaac Marion. Jujur, tanpa unsur zombie dan
posternya yang menurut saya keren itu, mungkin saya akan melewatkan WB begitu
saja. Apalagi ada nama Jonathan Levine (yang pernah sukses membesut Joseph
Gordon Levitt lewat 50/50) di bangku
sutradara. Well, bukan jaminan juga sih secara semua seri Twilight juga ditangani sutradara-sutradara kondang.
Ternyata pesimistis saya tak
terbukti sama sekali. WB mampu hadir sebagai tontonan hiburan yang jauh lebih
menarik ketimbang Twilight, terutama
berkat skrip yang terasa dikerjakan dengan sangat baik dan efektif. Kisah cinta
yang berkembang wajar, tidak berlebihan, namun justru terasa sangat manis,
tergelar sepanjang durasi yang pas. Sebagai nilai plus, guyonan berupa
dialog-dialog yang juga cerdas turut tersebar merata di berbagai bagian. In
short, WB berhasil mem-blend kisah percintaan klasik ala Romeo & Juliet
(nama karakternya saja R dan Julie) dan zombie dengan sangat baik dan menarik.
Sebagai sutradara, Levine
mengarahkan tiap adegan sesuai dengan porsinya, baik sebagai drama romantis
maupun action-horror. Memuaskan bagi (terutama) pasangan remaja. Si cowok puas
dengan unsur zombienya, sementara
si cewek dari segi romansa. Everybody’s happy.
The Casts
Jika tahun lalu adalah tahunnya
JGL, maka tahun ini bisa dibilang tahunnya Nicholas Hoult yang sebelumnya kita
kenal sebagai Marcus Brewer di About a
Boy dan Hank McCoy di X-Men: First
Class. Di saat yang sangat berdekatan ia muncul di Warm Bodies dan Jack the
Giant Slayer. Di sini ia sangat baik dalam menghidupkan karakter zombie
remaja berinisial R. Ia berhasil memadukan kekakuan ala zombie dengan kewajaran
manusiawi remaja pria dalam bertingkah laku terutama ketika sedang jatuh cinta.
Bahkan aktingnya di sini jauh lebih luwes ketimbang Robert Pattinson yang mana
seharusnya sosok vampire berperilaku jauh lebih mendekati manusia ketimbang
zombie yang sebenarnya sudah tidak memiliki otak yang berfungsi.Well, Hoult has
done it very well, believable as both a zombie and a human-being.
Teresa Palmer yang pada angle
tertentu mirip Kristen Stewart juga mampu mengimbangi akting Hoult. Tidak
memerankan karakter yang benar-benar
unik namun setidaknya ia menghidupkan karakter Julie dengan sangat
wajar. Jauh berbeda dengan…. Ah sudahlah, bosan juga membanding-bandingkan WB dengan franchise itu.
Di lini pemeran pendukung, tidak
ada yang tampil mengecewakan, terutama aktor kawakan John Malkovich (Grigio,
ayah Julie), Rob Corddry (M), Dave Franco (Perry) yang mulai angkat nama
terlepas dari bayang-bayang kepopuleran sang kakak, dan tentu saja si seksi
eksotis Analeigh Tipton (Nora) yang entah kenapa sedikit mengingatkan saya akan
Denise Richards ketika masih muda.
Technical
Kekuatan teknis yang paling saya
rasakan sepanjang film adalah editing yang termasuk gokil dan pemilihan
soundtrack yang berkelas. Sekali lagi Levine menunjukkan selera musik yang
sangat baik untuk mengiringi adegan-adegan manis filmnya. Bahkan penonton yang
tidak lagi remaja akan tersenyum mendengar Missing
You-nya John Waite, Hungry Heart-nya
Bruce Springsteen, atau Shelter from the
Storm-nya Bob Dylan mulai mengalun. Untuk penonton mudanya ada nama Feist
yang menyumbangkan The Bad in Each Other,
Bon Iver dengan Hinnom TX, dan The
Black Keys dengan Lonely Boy.
Tak ada kendala berarti di sound
fx yang mampu terdengar renyah namun jernih terutama ketika adegan-adegan yang
ditujukan untuk mengageti penonton.
Visual fx dan make-up yang
“menghidupkan” karakter-karakter zombie di sini memang tak begitu “sadis”
mengingat target audience remaja, tetapi sudah lebih dari cukup untuk
mengesankan “ketidak-hidupan”-nya. Sedikit komentar, Hoult menjadi mirip Depp
di Dark Shadows.
The Essence
Love lives up the dead…. Ouch!
They who will enjoy this the most
- Zombie geeks
- Teenage romance lovers
- General (especially teenage) audiences