The Jose Halloween Special
Suicide Club (Jisatsu Sâkuru) (2002)

Halloween adalah salah satu occasion yang paling saya tunggu-tunggu dalam setahun. Meski bukan bagian dari budaya kita, saya percaya Halloween adalah kesempatan untuk berkreatif ria, baik sekedar merilis foto-foto pribadi bertema horor maupun ikut pesta kostum. Persetan dengan isu okultisme, Anti-Christ, atau sejenisnya yang sering dikait-kaitkan dengan perayaan Halloween. Yang penting saya tahu sampai sejauh mana saya memaknai Halloween: just for fun and be creative. Kapan lagi saya punya alasan yang masuk akal untuk tampil nyentrik?
Well, jika malas berpartisipasi dalam “ajang kreativitas” ini, Anda masih bisa duduk di rumah dan marathon nonton film horor favorit Anda. Tahun ini saya mencoba untuk menonton film-film horor yang belum pernah saya tonton sebelumnya dan hasil rekomendasi dari berbagai sumber. Mulai hari ini hingga puncaknya, 31 Oktober nanti, saya akan membagikan satu judul per hari yang saya tonton sehari sebelumnya. Siap?

Overview

Saya harus mengakui, Jepang selalu mampu tampil outstand di peta pefilman dunia. Jika perfilman Jepang klasik punya Akira Kurosawa yang punya sumbangsih sangat besar bagi perkembangan film dunia, terutama Hollywood, maka gerakan new wave Jepang unggul terutama di genre horor. Tak hanya horor atmosferik yang terwakili franchise Ringu (The Ring), Jepang juga cukup maju di jenis horor gore. Di tahun 2002, sutradara Shion Sono merilis sebuah horor gore independen bertajuk Suicide Club (Jisatsu sâkuru/SC) yang tak hanya punya plot menarik (baca : mengerikan) tetapi berhasil menjadi salah satu film cult dunia yang tak terlupakan.

SC membidik fenomena bunuh diri massal yang sempat menghebohkan Negeri Matahari Terbit. Tak tanggung-tanggung film dibuka oleh aksi 54 gadis berseragam SMA yang terjun ke rel ketika sebuah gerbong kereta api melesat kencang sambil bergandengan tangan. Bahkan sebelum terjun, mereka masih menampakkan wajah ceria sambil berhitung. How sick was that?

Dengan kreatif tetapi masih dalam koridor rasional, adegan disambung dengan video musik sebuah girlband bernama Dessart. Tentu kecurigaan penonton akan tertuju padanya. Namun tunggu dulu, berturut-turut penonton disajikan aneka petunjuk lainnya, mulai dari gulungan kulit manusia yang ada di setiap TKP, penelepon gelap, hingga gank Genesis dengan dandanan ala Rocky Horror Picture Show dicampur Hyde L'ar-en-ciel. Jangan terkecoh oleh tampilan luarnya yang tampak absurd, karena SC memang dibuat surealis. Jadi silahkan gunakan kemampuan analisis Anda untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi di balik fenomena bunuh diri di kalangan remaja ini. Adegan-adegan sadis mencekam walau beberapa 'organ' tampak palsu, dengan atmosfer ngeri sepanjang film, dan unsur teka-teki yang terjalin rapi, SC muncul sebagai salah satu film cult paling terkenal dari Jepang setelah Battle Royale

Sutradara Shion Sono membuat Noriko's Dinner Table (Noriko no shokutaku) di tahun 2005 yang merupakan prekuel sekaligus sedikit lanjutan apa yang terjadi setelah SC. Judul ini akan saya bahas pada postingan berikutnya.

They who will enjoy this the most

  • Gore freak
  • Riddle enthusiast
    Lihat data film ini di IMDb.
Diberdayakan oleh Blogger.