Halloween
adalah salah satu occasion yang paling saya tunggu-tunggu dalam
setahun. Meski bukan bagian dari budaya kita, saya percaya Halloween
adalah kesempatan untuk berkreatif ria, baik sekedar merilis
foto-foto pribadi bertema horor maupun ikut pesta kostum. Persetan
dengan isu okultisme, Anti-Christ, atau sejenisnya yang sering
dikait-kaitkan dengan perayaan Halloween. Yang penting saya tahu
sampai sejauh mana saya memaknai Halloween: just for fun and be
creative. Kapan lagi saya punya alasan yang masuk akal untuk tampil
nyentrik?
Well,
jika malas berpartisipasi dalam “ajang kreativitas” ini, Anda
masih bisa duduk di rumah dan marathon nonton film horor favorit
Anda. Tahun ini saya mencoba untuk menonton film-film horor yang
belum pernah saya tonton sebelumnya dan hasil rekomendasi dari
berbagai sumber. Mulai hari ini hingga puncaknya, 31 Oktober nanti,
saya akan membagikan satu judul per hari yang saya tonton sehari
sebelumnya. Siap?
Overview

SC
membidik fenomena bunuh diri massal yang sempat menghebohkan Negeri
Matahari Terbit. Tak tanggung-tanggung film dibuka oleh aksi 54 gadis
berseragam SMA yang terjun ke rel ketika sebuah gerbong kereta api
melesat kencang sambil bergandengan tangan. Bahkan sebelum terjun,
mereka masih menampakkan wajah ceria sambil berhitung. How sick was
that?
Dengan
kreatif tetapi masih dalam koridor rasional, adegan disambung dengan
video musik sebuah girlband bernama Dessart. Tentu kecurigaan
penonton akan tertuju padanya. Namun tunggu dulu, berturut-turut
penonton disajikan aneka petunjuk lainnya, mulai dari gulungan kulit
manusia yang ada di setiap TKP, penelepon gelap, hingga gank Genesis
dengan dandanan ala Rocky Horror Picture Show
dicampur Hyde L'ar-en-ciel. Jangan terkecoh oleh tampilan luarnya
yang tampak absurd, karena SC memang dibuat surealis. Jadi silahkan
gunakan kemampuan analisis Anda untuk menemukan apa yang sebenarnya
terjadi di balik fenomena bunuh diri di kalangan remaja ini.
Adegan-adegan sadis mencekam walau beberapa 'organ' tampak palsu,
dengan atmosfer ngeri sepanjang film, dan unsur teka-teki yang
terjalin rapi, SC muncul sebagai salah satu film cult paling terkenal
dari Jepang setelah Battle Royale.
Sutradara Shion Sono membuat Noriko's Dinner Table (Noriko no shokutaku) di tahun 2005 yang merupakan prekuel sekaligus sedikit lanjutan apa yang terjadi setelah SC. Judul ini akan saya bahas pada postingan berikutnya.
They who will enjoy this the most
- Gore freak
- Riddle enthusiastLihat data film ini di IMDb.