4/5
Action
Adventure
Based on Book
Blockbuster
Box Office
Drama
Franchise
Futuristic
Hollywood
Psychological
Romance
SciFi
Socio-cultural
The Jose Movie Review
Thriller
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
Divergent
Overview
Lionsgate Entertainment tampaknya rajin
mencari seri-seri novel remaja untuk diangkat ke layar lebar dan dijadikan
franchise tambang emas, baik langsung ditangani sendiri maupun melalui anak
usahanya, Summit Entertainment. Dimulai dari Twilight Saga, The Hunger
Games (THG), hingga yang terbaru Divergent.
Melihat dari perjalanannya, saya harus mengakui peningkatan kualitas dari
franchise ke franchise. Sebagai studio yang tak terlalu besar, Summit bisa
dikatakan cukup sukses berkat kejelian membaca pasar. Tak terkecuali franchise
terbaru mereka yang diangkat dari novel laris karya Veronica Roth, Divergent yang tak begitu banyak
menyedot budget namun ternyata disambut dengan hasil yang baik.
Membaca sinopsisnya, mungkin yang
terbersit dalam pikiran kita adalah kisah perjuangan seorang gadis muda di
tengah lingkungan masyarakat dystopia, dibumbui kisah percintaan remaja ala THG
ditambah pembagian kelas (di sini disebut fraksi) bak sorting hat di dunia
sihir Harry Potter. Tak salah memang, tapi tunggu dulu. Meski punya jalinan
kisah yang klise, ia punya bangunan konsep background cerita dystopia yang jauh
lebih serius dan menarik untuk dijadikan bahan kajian. Di saat bangsa kita
ketakutan dengan datangnya hari kiamat dan bersembunyi di balik perisai agama,
bangsa barat (yang sering kita tuduh sebagai rencana besar Illuminati) berpikir
jauh bagaimana keadaan sosial masyarakat manusia pasca “kiamat (realistis,
faktor manusia sendiri) dan ide bagaimana tatanan masyarakat seharusnya agar
selalu dalam kondisi “damai”. Divergent
menawarkan konsep pembagian masyarakat ke dalam peran-peran sesuai dengan
kemampuan dan minat tiap individu. Menarik sekaligus menggelitik.
Konsep besar cerita inilah yang
menjadikan Divergent tetap menarik
untuk diikuti oleh segala kalangan usia, terutama usia dewasa, meski kemasannya
termasuk formulaic, sesuai dengan target audience utamanya, yaitu young adult.
Pemilihan fokus cerita dari sudut pandang young adult adalah pilihan yang
tepat, mengingat usia-usia tersebut adalah masa peralihan dari remaja ke dewasa
dengan segala hal-hal baru yang akan dialami. Sangat menarik untuk diikuti,
selain tentu saja pas sekali untuk mengenalkan universe baru yang diusungnya.
Seolah penonton diajak bersama-sama berada di posisi Tris, cewek jagoan karakter
utama kita, untuk mengenal universe-nya. Ketepatan pace dalam menjaga rahasia
demi rahasia yang terkuak juga terasa pas sekali membuat penonton penasaran
tanpa terasa membosankan.
So yes, Divergent menjadi franchise baru yang begitu menjanjikan dan membuat
penasaran banyak penonton, terutama dari yang non pembaca novelnya, untuk
mengikuti kelanjutannya. Apalagi sutradara Neil Burger membawakan seri pertama
ini dengan dinamis dan dengan dukungan tiap aspek yang menjadikan secara
keseluruhan film begitu mengasyikkan untuk diikuti, meski durasinya tergolong
sedikit lebih panjang dari durasi normal film sejenis. Congratulations,
Lionsgate and Summit Entertainment!
The Cast
Ada cukup banyak nama-nama aktor-aktris
muda baru yang penampilannya sangat menjanjikan di sini dan siap menjadi
idola-idola baru Hollywood. Mulai Shailene Woodley yang berhasil menampilkan
kharismanya sebagai heroine, setelah sebelumnya cukup mencuri perhatian sebagai
putri George Clooney di The Descendants.
Ia punya gaya sendiri dan tak kalah dengan
Jennifer Lawrence sebagai Katniss di THG. Pasangannya, Theo James pun
dengan tampilan all-American-boy sedikit mengingatkan akan kharisma almarhum
Paul Walker. Kemampuan aktingnya sebagai cool guy yang biasanya seringkali
jatuhnya menjadi kelewat kaku, cukup mampu ditangani dengan baik. Sisanya,
putri rocker Lenny Kravitz, Zöe Kravitz (Christina), Miles Teller (Peter), dan
Ansel Elgort (Caleb), tampil cukup berkesan. Siap-siap bakal lebih sering
melihat wajah mereka di film-film remaja high profile Hollywood!
Di lini pemeran pendukung yang didukung
oleh aktor-aktris senior juga memberikan kekuatan tersendiri sehingga tidak
terkesan sekedar tempelan untuk menarik penonton yang lebih dewasa. Kate
Winslet jelas mencuri perhatian sebagai villain berwajah dingin namun
berpenampilan anggun. Begitu juga Ashley Judd yang menampilkan kharisma sebagai
seorang ibu yang bijak sekaligus kick ass. Terakhir, saya tidak boleh
melewatkan penampilan aktris Asia, Maggie Q yang meski porsinya tak banyak
namun cukup berkesan dalam benak saya.
Technical
Divergent didukung
berbagai teknis yang mumpuni. Mulai dari desain produksi dunia dystopia yang
masih membumi dan realistis meski bersanding dengan elemen-elemen
futuristik-nya, termasuk tata set, properti, dan kostum.
Scoring Hans Zimmer ditambah musik dari
Junkie XL dan vokal Ellie Goulding yang sedang naik daun dalam mengisi
soundtrack, menjadi pondasi pengiring universe yang sangat cocok: megah,
berkelas, tanpa meninggalkan kesan digital dan youth. Belum lagi track-track
keren pengisi soundtracknya, mulai M83, Snow Patrol, Skrillex, Woodkid, dan
ZEDD. Kesemuanya sukses menjadikannya salah satu album soundtrack terbaik tahun
ini versi saya.
The Essence
Di universe Divergent, demi mencapai kedamaian, semua orang dipaksa untuk
memilih salah satu saja kemampuannya untuk kemudian dikembangkan dan perannya
digunakan untuk kebutuhan manusia lainnya. Jika seseorang memiliki potensi
kemampuan di berbagai bidang (yang disebut sebagai divergent), maka ia dianggap
ancaman yang mampu melakukan apa saja. Satu hal yang sering kita lupa: manusia
adalah makhluk sempurna dan kompleks sehingga pasti memiliki potensi lebih dari
satu. So basically, all of us are divergent. Hanya saja tak semua orang
menyadari potensi diri atau tidak tertarik untuk mengembangkannya lebih jauh.
So yes, all of us are potentially to become a threat. Tergantung bagaimana
individu tersebut berkeinginan untuk menggunakan potensi dan kemampuannya.
Memusnahkannya adalah hal yang mustahil karena akan selalu muncul divergent-divergent
lain, karena seperti itulah basic tiap individu manusia.
They who will enjoy this the most
- Teenage audiences, especially who likes combination of action and romance
- General audiences who’s interested in socio-cultural ideas
- Futuristic themed fans