The Jose Movie Review
Divergent



Overview

Lionsgate Entertainment tampaknya rajin mencari seri-seri novel remaja untuk diangkat ke layar lebar dan dijadikan franchise tambang emas, baik langsung ditangani sendiri maupun melalui anak usahanya, Summit Entertainment. Dimulai dari Twilight Saga, The Hunger Games (THG), hingga yang terbaru Divergent. Melihat dari perjalanannya, saya harus mengakui peningkatan kualitas dari franchise ke franchise. Sebagai studio yang tak terlalu besar, Summit bisa dikatakan cukup sukses berkat kejelian membaca pasar. Tak terkecuali franchise terbaru mereka yang diangkat dari novel laris karya Veronica Roth, Divergent yang tak begitu banyak menyedot budget namun ternyata disambut dengan hasil yang baik.

Membaca sinopsisnya, mungkin yang terbersit dalam pikiran kita adalah kisah perjuangan seorang gadis muda di tengah lingkungan masyarakat dystopia, dibumbui kisah percintaan remaja ala THG ditambah pembagian kelas (di sini disebut fraksi) bak sorting hat di dunia sihir Harry Potter. Tak salah memang, tapi tunggu dulu. Meski punya jalinan kisah yang klise, ia punya bangunan konsep background cerita dystopia yang jauh lebih serius dan menarik untuk dijadikan bahan kajian. Di saat bangsa kita ketakutan dengan datangnya hari kiamat dan bersembunyi di balik perisai agama, bangsa barat (yang sering kita tuduh sebagai rencana besar Illuminati) berpikir jauh bagaimana keadaan sosial masyarakat manusia pasca “kiamat (realistis, faktor manusia sendiri) dan ide bagaimana tatanan masyarakat seharusnya agar selalu dalam kondisi “damai”. Divergent menawarkan konsep pembagian masyarakat ke dalam peran-peran sesuai dengan kemampuan dan minat tiap individu. Menarik sekaligus menggelitik.

Konsep besar cerita inilah yang menjadikan Divergent tetap menarik untuk diikuti oleh segala kalangan usia, terutama usia dewasa, meski kemasannya termasuk formulaic, sesuai dengan target audience utamanya, yaitu young adult. Pemilihan fokus cerita dari sudut pandang young adult adalah pilihan yang tepat, mengingat usia-usia tersebut adalah masa peralihan dari remaja ke dewasa dengan segala hal-hal baru yang akan dialami. Sangat menarik untuk diikuti, selain tentu saja pas sekali untuk mengenalkan universe baru yang diusungnya. Seolah penonton diajak bersama-sama berada di posisi Tris, cewek jagoan karakter utama kita, untuk mengenal universe-nya. Ketepatan pace dalam menjaga rahasia demi rahasia yang terkuak juga terasa pas sekali membuat penonton penasaran tanpa terasa membosankan.

So yes, Divergent menjadi franchise baru yang begitu menjanjikan dan membuat penasaran banyak penonton, terutama dari yang non pembaca novelnya, untuk mengikuti kelanjutannya. Apalagi sutradara Neil Burger membawakan seri pertama ini dengan dinamis dan dengan dukungan tiap aspek yang menjadikan secara keseluruhan film begitu mengasyikkan untuk diikuti, meski durasinya tergolong sedikit lebih panjang dari durasi normal film sejenis. Congratulations, Lionsgate and Summit Entertainment!

The Cast

Ada cukup banyak nama-nama aktor-aktris muda baru yang penampilannya sangat menjanjikan di sini dan siap menjadi idola-idola baru Hollywood. Mulai Shailene Woodley yang berhasil menampilkan kharismanya sebagai heroine, setelah sebelumnya cukup mencuri perhatian sebagai putri George Clooney di The Descendants. Ia punya gaya sendiri dan tak kalah dengan  Jennifer Lawrence sebagai Katniss di THG. Pasangannya, Theo James pun dengan tampilan all-American-boy sedikit mengingatkan akan kharisma almarhum Paul Walker. Kemampuan aktingnya sebagai cool guy yang biasanya seringkali jatuhnya menjadi kelewat kaku, cukup mampu ditangani dengan baik. Sisanya, putri rocker Lenny Kravitz, Zöe Kravitz (Christina), Miles Teller (Peter), dan Ansel Elgort (Caleb), tampil cukup berkesan. Siap-siap bakal lebih sering melihat wajah mereka di film-film remaja high profile Hollywood!

Di lini pemeran pendukung yang didukung oleh aktor-aktris senior juga memberikan kekuatan tersendiri sehingga tidak terkesan sekedar tempelan untuk menarik penonton yang lebih dewasa. Kate Winslet jelas mencuri perhatian sebagai villain berwajah dingin namun berpenampilan anggun. Begitu juga Ashley Judd yang menampilkan kharisma sebagai seorang ibu yang bijak sekaligus kick ass. Terakhir, saya tidak boleh melewatkan penampilan aktris Asia, Maggie Q yang meski porsinya tak banyak namun cukup berkesan dalam benak saya.

Technical

Divergent didukung berbagai teknis yang mumpuni. Mulai dari desain produksi dunia dystopia yang masih membumi dan realistis meski bersanding dengan elemen-elemen futuristik-nya, termasuk tata set, properti, dan kostum.

Scoring Hans Zimmer ditambah musik dari Junkie XL dan vokal Ellie Goulding yang sedang naik daun dalam mengisi soundtrack, menjadi pondasi pengiring universe yang sangat cocok: megah, berkelas, tanpa meninggalkan kesan digital dan youth. Belum lagi track-track keren pengisi soundtracknya, mulai M83, Snow Patrol, Skrillex, Woodkid, dan ZEDD. Kesemuanya sukses menjadikannya salah satu album soundtrack terbaik tahun ini versi saya.

The Essence

Di universe Divergent, demi mencapai kedamaian, semua orang dipaksa untuk memilih salah satu saja kemampuannya untuk kemudian dikembangkan dan perannya digunakan untuk kebutuhan manusia lainnya. Jika seseorang memiliki potensi kemampuan di berbagai bidang (yang disebut sebagai divergent), maka ia dianggap ancaman yang mampu melakukan apa saja. Satu hal yang sering kita lupa: manusia adalah makhluk sempurna dan kompleks sehingga pasti memiliki potensi lebih dari satu. So basically, all of us are divergent. Hanya saja tak semua orang menyadari potensi diri atau tidak tertarik untuk mengembangkannya lebih jauh. So yes, all of us are potentially to become a threat. Tergantung bagaimana individu tersebut berkeinginan untuk menggunakan potensi dan kemampuannya. Memusnahkannya adalah hal yang mustahil karena akan selalu muncul divergent-divergent lain, karena seperti itulah basic tiap individu manusia.

They who will enjoy this the most

  • Teenage audiences, especially who likes combination of action and romance
  • General audiences who’s interested in socio-cultural ideas
  • Futuristic themed fans
Lihat data film ini di IMDb.
Diberdayakan oleh Blogger.