3.5/5
Adventure
Animation
Based on Book
Blockbuster
Box Office
Comedy
Drama
Family
Franchise
Kids
Summer Movie
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Smurfs 2
Overview
Smurfs adalah legenda. Komik dan film animasinya sudah lima puluh
tahun lebih men-smurf dunia. Versi CGI-nya pertama kali diangkat ke layar lebar
oleh Sony Pictures di tahun 2011 dan dengan keuntungan yang cukup, kehadiran
sekuelnya takelakkan. Jelas, like I always say, franchise yang bagus harus
terus diestafetkan dari generasi ke generasi. So, dengan ekspektasi yang tak
terlalu besar, here’s The Smurfs 2.
Menonton film sejenis The Smurfs 2 memang harus dengan
kacamata anak-anak, yang jelas merupakan target utamanya. Jika Anda penonton
dewasa dan tak berniat menontonnya bersama anak-anak, big chance tak akan
begitu menikmatinya. Kecuali Anda siap untuk menyederhanakan pola pikir Anda
selama menonton dan kembali menyelami keceriaan petualangan masa kecil, maka
inilah tontonan yang tak hanya menghibur tapi juga punya value yang digarap
dengan baik. Jauh lebih baik ketimbang installment pertamanya.
Guyonan-guyonannya masih banyak mengandalkan slapstick. Mungkin Anda tidak akan terbahak-bahak seperti halnya penonton anak-anak. Namun dengan pola pikir polos ala
anak-anak, saya masih bisa tersenyum melihat keseruan makhluk-makhluk kecil berwarna biru
bertualang menjelajahi dunia manusia yang ukurannya jauh di atas mereka.
Tersenyum pula menyaksikan tingkah polos para smurf yang lebih menggemaskan dan
jauh dari kesan annoying. Kehadiran Azrael, si kucing dengan aksen bahasa yang sama-sama tidak begitu jelas, tapi masih lebih menyenangkan ketimbang bahasa tak jelas para
minion.
Kelebihan yang tak dimiliki seri
sebelumnya adalah value yang diangkat dan disajikan dengan sangat baik. Tipikal
film keluarga sejenis, tapi seberapa seringnya diangkat, dengan kadar yang pas, tetap
saja menciptakan keharuan tersendiri, apalagi Anda menyaksikannya bersama
seluruh anggota keluarga tercinta. Raja Gosnell memang termasuk sutradara yang
piawai meramu film komedi keluarga yang tak hanya fun namun hangat,
seperti franchise Scooby-Doo dan Big Momma’s House, and this time he did
it again.
Plot utama yang terjadi di
“komunitas smurf” lantas disandingkan dengan sub-plot serupa tetapi terjadi
pada universe manusia, yaitu konflik di dalam keluarga karakter yang juga
muncul di seri sebelumnya, Patrick dan ayah tirinya, Victor. Relevansi keduanya
tak terasa dipaksakan, mengalir dengan mulus, serta mudah dipahami, oleh
anak-anak sekalipun.
The Cast
Porsi para smurf terasa lebih
banyak di sini, apalagi Smurfette yang voice talent-nya masih dipercayakan pada
Katy Perry. She’s improved quite well, along with the character’s portion. Ada
beberapa smurf yang lebih ditonjolkan karakteristiknya, seperti Clumsy, Gutsy,
Vanity, Brainy, dan Grouchy. Hal yang juga absen di seri pertamanya dimana
para smurf ditampilkan secara general. Tidak ada pengenalan secara khusus kekhasan
masing-masing karakter. Kehadiran karakter baru, Vexy yang disuarakan oleh
Christina Ricci (masih ingat Kat di versi layar lebar Casper atau putri Kevin Spacey-Annette Bening di American Beauty?) dan Hackus, turut
meramaikan installment kedua ini.
Di universe manusia, Neil Patrick
Harris masih menonjol seperti sebelumnya berkat karakter yang lebih dewasa dan menyentuh. Brendan
Gleeson (Moody Mad-Eye di franchise Harry
Potter) sebagai Victor, ayah tiri Patrick, juga mencuri perhatian. Tak
hanya mampu berakting serius, ternyata juga bagus tampil komikal. Jayma Mays
sebagai Grace semakin menggemaskan. Hank Azaria yang karakternya ditulis
semakin menarik juga mampu mengimbangi meski tak ada perkembangan karakter yang berarti. Komplain saya hanya pada pemilihan
Jacob Tremblay sebagai Blue, putra tunggal Patrick yang nyaris tak bisa akting
sama sekali. Untung karakternya tak begitu berpengaruh pada plot.
Technical
Tampilan CGI terasa sedikit lebih
halus dan lebih baik ketimbang sebelumnya. Tata suara dan pemanfaatan efek
surround-nya pas. Pemilihan soundtrack juga sangat mendukung keseruan dan
keasyikan film.
The Essence
Like Papa Smurf said, “it doesn’t
matter where you came from. What matter is who you choose to be”. Sama halnya
dengan relevansi pengaruh orang tua kandung atau orang tua tiri yang
ditunjukkan Papa Smurf-Smurfette dan Victor-Patrick. Smurfs 2 menggambarkan semuanya dengan sangat baik.
They who will enjoy this the most
- Smurf’s fans
- Kids, especially below 10 years old
- The whole family member
- General audiences who seek for light but valuable entertainment
Lihat data film ini di IMDb.