The Jose Movie Review
Get M4rried


Overview

Sejak 2007, tiap dua kali lebaran, franchise Get Married (GM) selalu menemani penonton Indonesia. Seperti sebuah tradisi silaturahmi, kehadirannya seperti bertemu geng lama dan seru-seruan bareng lagi. Saya sendiri (dan mungkin juga Anda) tak menyangka jika cerita sesederhana seri pertamanya bisa menjadi salah satu franchise komedi yang sukses dan jadi tambang emas tetap bagi Starvision Plus. Hanung Bramantyo memberikan start-mile yang cukup tinggi untuk GM. Kursi sutradara lalu diestafet ke Iqbal Rais dan berikutnya Monty Tiwa yang terbukti bisa memberikan kesegaran cerita (dan juga humor) tersendiri. Ok, Get Married 3 mendapatkan kritikan keras setelah peran suami Mae, Rendy, tidak lagi diperankan oleh Nino Fernadez seperti yang sudah-sudah, dan digantikan oleh Fedi Nuril. Tetapi sekarang di Get M4rried (GM4), Nino akhirnya kembali menjadi Rendy, dan the story is back to track.

Masih ditangani oleh Monty Tiwa, GM4 membawa pada penyegaran plot yang cukup jauh. Tak hanya berkutat pada konflik Mae, tetapi juga pada karakter baru, Sophie, adik Rendy, yang masih punya relevansi dengan tema “get married”. Seperti biasa, Tiwa bisa membungkus cerita berbobot dengan balutan guyonan-guyonan yang cerdas dan berkelas. Sangat khas Tiwa. Sementara konflik karakter utama, Mae, dikembangkan dengan baik dan realistis.

Seperti biasa pula, Tiwa menyelipkan banyak sindiran-sindiran sosial sepanjang film dan baiknya, cukup mampu menyatu (bahkan membangun) dengan plot utama yang ia sodorkan. Misalnya bagaimana remaja-remaja jaman sekarang bisa terlalu cepat merengkuh semua pengalaman di usia muda, pengaruh sosial media yang membentuk kepribadian narsisme tak jelas pada generasi muda, hingga seabreg gejala-gejala sosial terupdate saat ini.

Namun bukan berarti tanpa celah sama sekali. Harus saya akui, secara keseluruhan GM4 masih belum mampu menjadi satu karya yang utuh. Kehadiran plot utama tentang pernikahan Sophie dan sub-plot syndrome yang dialami Mae masing-masing diangkat dengan baik, tetapi gagal disatukan dengan rapi.  Misalnya ketika sub-plot syndrome Mae berjalan, plot utama pernikahan Sophie seolah dikesampingkan sama sekali. Baru kemudian disatukan lagi menjelang akhir secara apa adanya dan diberi penyelesaian yang terlalu bertele-tele pula.

Well, in the end, GM4 tetaplah sajian liburan Lebaran yang tak hanya sangat menghibur, akrab, tetapi juga cerdas dan membagikan esensi penting terutama tentang pernikahan kepada penonton untuk dipikirkan.

The Casts

Nirina Zubir, Amink, Desta Mahendra, dan Ringgo Agus Rahman yang masing-masing bisa dibilang memerankan diri sendiri, masih tampil sama gemilangnya seperti seri-seri sebelumnya. Karakter Nirina mungkin terasa tidak segokil dulu karena faktor kedewasaan karakter, tetapi di banyak adegan karakteristik utamanya tidak berubah. Dandanan Amink juga mengalami update menjadi mirip karakter kartun Wally, tetapi tidak kehilangan ciri khas komikal-nya.

Kehadiran karakter-karakter baru memberikan kesegaran tersendiri, terutama pendatang baru Tatjana Saphira yang loveable. Begitu juga Ajun Perwira yang kualitas aktingnya semakin meningkat. Ricky Harun masih begitu-begitu saja, tak ada peningkatan.  Sementara Math Wang Kie jelas hanya menjadi pemanis yang porsinya tak banyak.

Tiwa tak ketinggalan mengajak bintang-bintang yang pernah bermain di film-filmnya, seperti Renata Kusmanto dan bahkan Oon Project Pop yang memerankan karakter yang sama seperti di Test Pack.

Technical

Sinematografi dan tone color yang cantik mendukung tema film yang ceria. Tak ada kendala yang berarti pada sound, kecuali dialog yang terdengar sedikit terlalu pelan tetapi masih jelas terdengar. Hanya agak kedodoran ketika disandingkan dengan music atau sound effect yang cukup mumpuni memanfaatkan efek surround.

Editing juga sangat sesuai dengan kedinamisan cerita. Meski menurut saya ada banyak adegan yang terasa kepanjangan, terlalu “sayang dibuang” tetapi jatuhnya malah seperti diulur-ulur. But overall, masih enjoyable.

The Essence

Pernikahan adalah lembaran baru dimana ada banyak hal yang harus dikorbankan jika sudah memasuki fase tersebut. So are you really ready to give up many things you can’t do anymore after marriage? In return, you will find more reasons to sacrifice those things. But you can’t have it all.

They who will enjoy this the most

  • Get Married’ s franchise fans
  • General audiences who seek for hilarious entertainment
Lihat data film ini di filmindonesia.or.id 
Lihat situs resmi film ini. 
Diberdayakan oleh Blogger.