3.5/5
Comedy
Drama
Franchise
Friendship
Indonesia
Marriage
pop
Pop-Corn Movie
Romance
Socio-cultural
Teen
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
Get M4rried
Overview
Sejak 2007, tiap dua kali
lebaran, franchise Get Married (GM)
selalu menemani penonton Indonesia. Seperti sebuah tradisi silaturahmi,
kehadirannya seperti bertemu geng lama dan seru-seruan bareng lagi. Saya
sendiri (dan mungkin juga Anda) tak menyangka jika cerita sesederhana seri
pertamanya bisa menjadi salah satu franchise komedi yang sukses dan jadi
tambang emas tetap bagi Starvision Plus. Hanung Bramantyo memberikan start-mile
yang cukup tinggi untuk GM. Kursi sutradara lalu diestafet ke Iqbal Rais dan
berikutnya Monty Tiwa yang terbukti bisa memberikan kesegaran cerita (dan juga
humor) tersendiri. Ok, Get Married 3 mendapatkan kritikan keras setelah
peran suami Mae, Rendy, tidak lagi diperankan oleh Nino Fernadez seperti yang
sudah-sudah, dan digantikan oleh Fedi Nuril. Tetapi sekarang di Get M4rried (GM4), Nino akhirnya kembali
menjadi Rendy, dan the story is back to track.
Masih ditangani oleh Monty Tiwa,
GM4 membawa pada penyegaran plot yang cukup jauh. Tak hanya berkutat pada
konflik Mae, tetapi juga pada karakter baru, Sophie, adik Rendy, yang masih
punya relevansi dengan tema “get married”. Seperti biasa, Tiwa bisa membungkus
cerita berbobot dengan balutan guyonan-guyonan yang cerdas dan berkelas. Sangat
khas Tiwa. Sementara konflik karakter utama, Mae, dikembangkan dengan baik dan
realistis.
Seperti biasa pula, Tiwa
menyelipkan banyak sindiran-sindiran sosial sepanjang film dan baiknya, cukup
mampu menyatu (bahkan membangun) dengan plot utama yang ia sodorkan. Misalnya
bagaimana remaja-remaja jaman sekarang bisa terlalu cepat merengkuh semua
pengalaman di usia muda, pengaruh sosial media yang membentuk kepribadian
narsisme tak jelas pada generasi muda, hingga seabreg gejala-gejala sosial
terupdate saat ini.
Namun bukan berarti tanpa celah sama
sekali. Harus saya akui, secara keseluruhan GM4 masih belum mampu menjadi satu
karya yang utuh. Kehadiran plot utama tentang pernikahan Sophie dan sub-plot
syndrome yang dialami Mae masing-masing diangkat dengan baik, tetapi gagal
disatukan dengan rapi. Misalnya ketika
sub-plot syndrome Mae berjalan, plot utama pernikahan Sophie seolah
dikesampingkan sama sekali. Baru kemudian disatukan lagi menjelang akhir secara
apa adanya dan diberi penyelesaian yang terlalu bertele-tele pula.
Well, in the end, GM4 tetaplah
sajian liburan Lebaran yang tak hanya sangat menghibur, akrab, tetapi juga
cerdas dan membagikan esensi penting terutama tentang pernikahan kepada
penonton untuk dipikirkan.
The Casts
Nirina Zubir, Amink, Desta
Mahendra, dan Ringgo Agus Rahman yang masing-masing bisa dibilang memerankan
diri sendiri, masih tampil sama gemilangnya seperti seri-seri sebelumnya.
Karakter Nirina mungkin terasa tidak segokil dulu karena faktor kedewasaan
karakter, tetapi di banyak adegan karakteristik utamanya tidak berubah.
Dandanan Amink juga mengalami update menjadi mirip karakter kartun Wally,
tetapi tidak kehilangan ciri khas komikal-nya.
Kehadiran karakter-karakter baru
memberikan kesegaran tersendiri, terutama pendatang baru Tatjana Saphira yang
loveable. Begitu juga Ajun Perwira yang kualitas aktingnya semakin meningkat.
Ricky Harun masih begitu-begitu saja, tak ada peningkatan. Sementara Math Wang Kie jelas hanya menjadi
pemanis yang porsinya tak banyak.
Tiwa tak ketinggalan mengajak
bintang-bintang yang pernah bermain di film-filmnya, seperti Renata Kusmanto
dan bahkan Oon Project Pop yang memerankan karakter yang sama seperti di Test Pack.
Technical
Sinematografi dan tone color yang
cantik mendukung tema film yang ceria. Tak ada kendala yang berarti pada sound,
kecuali dialog yang terdengar sedikit terlalu pelan tetapi masih jelas
terdengar. Hanya agak kedodoran ketika disandingkan dengan music atau sound
effect yang cukup mumpuni memanfaatkan efek surround.
Editing juga sangat sesuai dengan
kedinamisan cerita. Meski menurut saya ada banyak adegan yang terasa
kepanjangan, terlalu “sayang dibuang” tetapi jatuhnya malah seperti
diulur-ulur. But overall, masih enjoyable.
The Essence
Pernikahan adalah lembaran baru
dimana ada banyak hal yang harus dikorbankan jika sudah memasuki fase tersebut.
So are you really ready to give up many things you can’t do anymore after
marriage? In return, you will find more reasons to sacrifice those things. But
you can’t have it all.
They who will enjoy this the most
- Get Married’ s franchise fans
- General audiences who seek for hilarious entertainment
Lihat situs resmi film ini.