3.5/5
Drama
Horror
Psychological
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
Mama
Overview
Apa yang kebanyakan penonton
harapkan ketika menonton sebuah film horor? Saya sangat mengerti bahwa yang
paling penting adalah bisa membuat penonton merinding, menutup mata, telinga,
hingga mungkin juga menjerit-jerit ketakutan. Maka formula film-film horor
terus berevolusi demi memuaskan emosi penontonnya. Era 2000-an trend horor
dunia seolah menegaskan bahwa film horor yang menyeramkan adalah yang tidak
terlalu sering menampakkan sosok hantunya. Cukup sekali saja di penghujung
cerita namun dengan tampilan yang mengejutkan. Atau bisa juga bermain-main di
atmospheric, misalnya faktor setting lokasi atau sound effect dan score. Apapun
itu, setiap penonton punya selera masing-masing yang tidak bisa dijadikan
patokan untuk penonton yang lain.
Begitu pula dengan Mama yang bagi saya pribadi sama sekali
tidak berhasil membuat bulu kuduk saya berdiri. Entah memang bukan tipe horor
saya ataupun karena menonton di bioskop yang kebetulan studionya penuh (ini
juga sangat mempengaruhi mood menonton). Sebenarnya tak ada yang salah dengan
formula-formula horornya, misal dengan tampilan sosok Mama yang kerap
menunjukkan diri terang-terangan dan memang cukup mengerikan. It’s fine dan
efek kejutnya pun cukup banyak disebar di banyak adegan. Tetapi bagi saya
pribadi ada hal lain yang membuat horor Mama
kalah pesona, yakni konsep cerita.
Mama mungkin punya premise yang sangat sederhana dan kelewat klise
(termasuk dalam hal formula adegan-adegannya, seperti what will happen next or
which will die next). Namun jika Anda mau melihat dan menganalisanya lebih
dalam, Mama adalah film horor dengan
sisi psikologis yang cukup kompleks, apalagi melibatkan anak-anak di bawah usia
10 tahun. Plot pun dibangun dengan cukup menarik berkat perkembangan
karakter-karakter yang natural dan digarap dengan rapi. Semua ini membuat saya
sibuk memikirkan aspek psikologis ini ketimbang menikmati sajian horor
menakutkan, menegangkan, sekaligus mengejutkan sepanjang film. Aspek psikologis
anak-anak seolah menjadi favorit Guillermo del Toro untuk ditempatkan di
film-film horor yang diproduserinya, setelah sebelumnya ada Pan’s Labyrinth, The Orphanage, dan Don’t be
Afraid of the Dark.
So, bagi Anda yang enggan ikut
bersusah-susah berpikir apa yang menjadi beban pikiran saya sepanjang film,
tidak ada salahnya mencoba menikmati sajian horor yang disuguhkan Mama. Jangan dengarkan apa kata orang
karena mungkin efeknya bisa berbeda bagi Anda. Memang ada banyak yang
mengeluhkan “buruk sekali” untuk Mama,
namun tak sedikit pula yang berhasil dibuat ketakutan setengah mati olehnya.
Bukan soal siapa yang lebih penakut, tetapi terletak pada selera horor semata.
The Casts
Karakter anak-anak di film horor
hampir selalu tampil mencengangkan. Di sini ada dua aktor wanita cilik yang tak
hanya berhasil tampil mengerikan namun juga membuat penonton (bahkan saya)
tersentuh; Megan Charpentier (Victoria) dan tentu saja terutama Isabelle
Nélisse (Lilly). Karakter-karakter menarik yang dikembangkan dengan mulus dan
sangat baik sekaligus dihidupkan oleh aktris-aktris yang tampil luar biasa.
Jessica Chastain yang akhir-akhir ini namanya semakin diperhitungkan pun cukup
berhasil memberikan nafas tersendiri dengan tampilan ala rock-chic yang keren.
Yang tak kalah menariknya adalah
aktor Javier Botet yang mengisi peran Mama. Yap, ikon makhluk halus di sini
bukanlah hasil rekaan digital semata. Kelenturan Botet terutama dalam
“melepaskan” sendi-sendi tubuh serta jari jemari yang tumbuh memanjang membuat
sosok Mama praktis hanya butuh sentuhan digital untuk efek rambut panjang yang melambai-lambai.
Technical
Setting lokasi dan properti
banyak membantu dalam memberikan efek mengerikan, misalnya rumah keluarga,
kabin di hutan, dan terowongan. Namun bagi saya unsur creepy yang paling
menghantui adalah alunan lullaby yang kerap disenandungkan sosok Mama dan juga
diaplikasikan di beberapa score-nya.
Tidak ada yang begitu istimewa
namun cukup menarik di divisi visual effect. Tampilan sosok Mama yang banyak
dibanding-bandingkan dengan sosok dementor di franchise Harry Potter cukup mengerikan dan sangat nyata. Aspek visual yang paling mengganggu saya
hanyalah peletakan cahaya outdoor yang terlalu terang ketika adegan malam hari
sehingga dari dalam jendela terlihat seperti siang hari.
The Essence
Hubungan ibu-anak memiliki ikatan
batin dan psikologis begitu kuat yang tidak mudah dilepaskan begitu saja. Tidak
hanya saat proses kelahiran, namun justru terjalin lebih kuat saat pengasuhan.
Ini adalah sebuah dilema yang cukup kompleks dan berhasil menyita perhatian
saya sepanjang film dan Mama memvisualisasikannya
dengan begitu menyentuh.
They who will enjoy this the most
- Penggemar horor yang tak keberatan untuk kerap dikejutkan dan dengan kehadiran sosok makhluk halus yang terang-terangan dan cukup sering
- Penonton yang menyukai kisah dengan aspek psikologis
- The moms
Lihat data film ini di IMDb.