The Jose Movie Review - Alvin and the Chipmunks - Chipwrecked


Alvin and the Chipmunks (AntC) adalah salah satu serial kartun favorit saya ketika masih kecil. Ketika remaja, saya sangat kegirangan ketika serial ini akan diangkat ke layar lebar dengan gaya campuran animasi 3D dengan live-action. I like the first installment. Simple, funny, warm, and a lot of fun with the popular musics. Tentu saja tidak bisa disamakan dengan serial aslinya, karena sudah beda generasi dan standard pun juga berubah. Fully G-rated tidak akan menjadi menarik untuk anak-anak masa kini. Tidak heran jika film anak-anak yang mendapatkan rating PG cenderung lebih laris di pasaran ketimbang rating G. Kebetulan saya punya adik yang sekarang masih berusia 8 tahun yang jatuh cinta sejak installment pertama. Jadilah sejak installment kedua, AntC menjadi tontonan wajib sekeluarga saya di bioskop.
Saya sebenarnya agak skeptis juga setelah melihat banyak sekali review negatif seputar installment ketiga ini. But, come on. I came with no expectation at all, just enjoying my fun time with the whole family member. And I bravely said that, it’s not as bad as what people said, at least for me. Bahkan secara penggarapan plot, installment ketiga ini masih lebih baik ketimbang dua installment sebelumnya. Jika Squeakquel seolah-olah hanya mengulangi cerita seri pertamanya, hanya ditambahkan The Chipettes, maka Chipwrecked memiliki plot yang berbeda. Tidak ada lagi kehidupan para Chipmunk dan Chipette sebagai selebriti, tidak ada lagi kejar-kejaran dengan Ian. Justru di sini plot utama yang diusung adalah bagaimana perkembangan seorang anak dalam hal tanggung jawab. Alvin di sini belajar bagaimana setiap tindakan memiliki akibat dan ia harus bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukannya. Plot utama ini sangat terasa sekali ketimbang kedua film sebelumnya, dan tim penulis cerita berhasil menyampaikan moral ini dengan baik. Plot tentang Simon yang menjadi lebih berani dan tidak sok pintar juga cukup menarik walaupun porsinya tidak semenarik Alvin. Keunggulan penulisan kedua plot utama ini sayangnya tidak diikuti oleh plot-plot pendukung lainnya yang terkesan kedodoran. Misalnya plot tentang karakter Zoe yang perkembangan karakternya bisa dibilang tidak jelas dan terlalu delusional. Aneh lah pokoknya, saya tidak habis mengerti dengan karakter yang satu ini. Pada akhir cerita pun terkesan sangat mudah ia berubah. Hal yang sama juga berlaku bagi karakter Ian yang sudah kita kenal sejak seri pertama. Perubahan yang terlalu drastis di hampir akhir cerita juga tidak begitu meyakinkan saya dengan apa yang diucapkannya. Perlu penggalian yang lebih dalam lagi untuk bisa menjadikannya lebih menarik atau sekalian tidak perlu ada sama sekali.
Beberapa detail adegan yang tidak dimunculkan sehingga terkesan menggampangkan juga terjadi di sini. Misalnya ketika Alvin dan Dave harus pergi ke gua di balik air terjun atau ketika Dave terjatuh dari jembatan kayu. Saya tidak akan bercerita banyak karena mungkin akan menjadi spoiler bagi Anda yang belum menonton. Nanti lah ketika Anda menyaksikan sendiri, Anda akan tahu apa yang saya maksudkan.
Seperti biasa, seri AntC selalu menyertakan lagu-lagu yang sedang populer untuk dibawakan oleh Chipmunk dan Chipette, yang jujur saja menjadi salah satu faktor menariknya franchise ini. Memang sih bikin suara menjadi chemprenk ala chipmunk tidak sulit, tinggal merubah pitch-nya saja, tapi saya cukup terkesan dengan pemilihan dan penampilan soundtrack-soundtrack di installment ini, terutama versi medley dari Born This Way, Ain’t No Stoping Us Now, dan Fireworks. Jadi terkesan lebih fun dan fresh lah.
Anyway, saya sangat menikmati installment ketiga ini. Bahkan saya lebih menyukai Chipwrecked ketimbang The Smurfs untuk tahun ini. Memang Chipwrecked bukan tipikal film anak-anak klasik yang bakal memorable dalam jangka waktu panjang, tetapi cukup enjoyable sebagai film ringan yang menghibur. Mungkin bakal lebih bisa dinikmati oleh anak-anak di bawah usia 10 tahun ketimbang yang seumuran saya. Mungkin juga film tipe begini lebih bisa dinikmati ketika ditonton bersama keluarga yang ada anak-anaknya ketimbang bersama teman-teman yang seumuran. Tidak ada salahnya kan sekali-sekali mengajak keponakan atau adik pacar yang masih anak-anak menonton bersama?
Lihat data film ini di IMDB.
Diberdayakan oleh Blogger.