#Alive
[살아있다]
Upaya Penyintasan Diri
dari Wabah Zombie
A la Korea Selatan
Sebut saja Train to Busan yang fenomenal dan sekuelnya, Peninsula sedang merajai box office Korea Selatan ketika tulisan ini dibuat, dan serial Netflix, Kingdom, yang secara unik menggabungkan tema zombie dengan setting kerajaan periode silam.
Di tengah dominasi dua judul tersebut, #Alive menjadi salah satu tawaran yang menarik dalam mewarnai sinema Korea Selatan dengan tema per-zombie-an. Digarap oleh Cho Il-hyung yang mana ini merupakan proyek debut film panjangnya setelah selama ini lebih dikenal sebagai asisten sutradara, baik untuk produksi Korea Selatan sendiri maupun di Amerika Serikat, dan film pendek Jin (2011).
Naskahnya ditulis ulang oleh Cho dari naskah berjudul sama dari Hollywood yang ditulis oleh Matt Naylor (penulis dokumenter Amerika Serikat berseri Small Business Revolution: Main Street) dan dibintangi Yoo Ah-in (Veteran dan Burning) dan Park Shin-hye (Miracle in Cell No. 7 dan serial K-drama Heirs), #Alive sempat menduduki posisi puncak box office Korea Selatan dengan pendapatan sekitar 200 ribu penonton di hari pertama dan berhasil mengumpulkan total 1,9 juta penonton sebelum bioskop di Korea Selatan dituutp karena pandemi COVID-19.
Angka yang tergolong bagus di kondisi pandemi yang melanda dunia, bahkan menjadi film Korea Selatan pertama yang berhasil menembus 1 juta penonton sejak Februari 2020.
Seorang gamer dengan tipikal yang pemalas, Jon Woo, terbangun di apartemennya dalam kondisi sekitar yang sudah kacau-balau. Orang-orang dengan ganasnya memangsa manusia lain dan segera mengubah si korban menjadi sosok ganas juga. Tanpa mengetahui bagaimana kabar keluarganya selain selembar kertas berisi catatan persediaan makanan pada hari itu saja, Jon Woo mencoba berbagai cara untuk bertahan hidup, hingga berkenalan sesama penyintas lain dari tetangga gedung apartemen seberang, Yoo-bin. Persahabatan antara keduanya pun mulai terjalin. Saling membantu mengirimkan makanan hingga memutuskan untuk mencari jalan keluar bersama dari kompleks apartemen mereka meski belum jelas apakah mereka berdua masih bisa selamat hidup-hidup nantinya.Formula yang kerap dipakai untuk film zombie sebenarnya antara upaya survival, dan/atau sisi fiksi ilmiah, dan/atau drama kemanusiaan. Apa pun yang menjadi formulanya, film zombie seolah-olah 'wajib' bergenre horor/thriller yang setidaknya mampu menjadi tontonan olahraga jantung yang menghibur. #Alive pun juga masih 'mematuhi' pakem ini. Sebagai sebuah tontonan olahraga jantung, ia mampu menghibur lewat berbagai adegan kejar-kejaran, lengkap dengan gimmick 'nyaris' yang dibangun dengan timing yang serba pas, baik dalam menjaga tensi sepanjang film maupun cut-to-cut tiap set adegan mendebarkannya. Cho jelas punya craftmanship skill di atas rata-rata dalam mengadegankan berbagai upayanya. Tak heran jika penonton akan kerap berhasil terbawa emosi memberikan semangat, berteriak, atau bahkan mengumpat.
Sementara pengembangan plot survival-nya pun sebenarnya sedikit banyak mengingatkan saya akan film Perancis, The Night Eats The World (La nuit a dévoré le monde, 2018). Sekedar sudut pandang seorang biasa yang 'beruntung' masih diberi kesempatan tak berhadapan langsung ketika wabah 'pecah'. Ketika berdiam diri saja di apartemen bukan pilihan terbaik sebagai upaya survival. Somehow, human's natural survival instinct will find its own way. Terdengar relevan dengan kondisi saat ini dimana sebagian besar wilayah di dunia menyerukan lockdown di tengah pandemi COVID-19? Mungkin #Alive memang dirilis pada saat yang tepat sebagai sebuah refleksi kecil bagi kita dalam menghadapi pandemi ini.Pun juga pola sosialisasi yang terjalin antara Jon Woo dan Yoo-bin, tergambar dengan cukup manis, mengalir natural, serta cukup emotionally engaged ke penonton, tanpa terkesan dipaksakan ada sebagai bumbu romansa, thanks to performa Yoo Ah-in dan Park Shin-hye sekaligus chemistry yang berhasil mereka bangun bersama.
Yoo Ah-in mampu menjaga keseimbangan sisi lugu, frustasi, manusiawi, konyol, menyebalkan, serta manis dengan porsi yang serba pas untuk mengundang simpati penonton sebagai lead character. Sementara tentu tak perlu meragukan kharisma Park Shin-hye yang selalu dengan mudah memikat penonton lewat peran-peran yang ia bawakan, tak terkecuali sebagai Yoo-bin di sini.Bagi pecinta film horor, #Alive mungkin tak menawarkan sesuatu yang benar-benar baru pada genre maupun temanya. Namun ia jelas cukup memuaskan dahaga akan tontonan zombie yang seru dan mendebarkan selagi menantikan Peninsula di layar lebar kita.
Lihat data film ini di IMDb.