3.5/5
Comedy
Drama
Hollywood
Politic
Pop-Corn Movie
Romance
satire
Socio-cultural
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
The Jose Flash Review
Long Shot

Ketika trend studio-studio besar Hollywood berlomba-lomba untuk mencetak uang dengan mengincar franchise ataupun IP (intelectual property), sementara studio-studio indie berlomba-lomba bermain-main di ranah arthouse dengan pasar niche, film-film drama ataupun komedi romantis ringan menjadi semakin terpinggirkan di layar lebar dan lebih banyak ‘hijrah’ ke arah home video dan online platform. Maka ketika tahun lalu Crazy Rich Asians (CRA) mengeruk sukses, baik secara komersial maupun resepsi kritik, harapan genre drama atau komedi romantis di layar lebar muncul kembali. Awal menjelang pertengahan tahun ini muncul Long Shot (LS), komedi romantis dengan bumbu politik dan sosial-budaya yang berani memasangkan Seth Rogen dengan Charlize Theron. Melihat racikan tersebut, mungkin drama/komedi romantis ringan murni sudah tak lagi menarik minat penonton. Harus ada bumbu tambahan agar film menjadi sedikit lebih berbobot, tak hanya sekedar drama/komedi romantis biasa yang gemar dilabeli ‘klise’ dan ‘cheesy’. Jika CRA berhasil mengangkat tema kultur-sosial-budaya sebagai latar belakang sekaligus sumber konflik cerita, bagaimana dengan racikan yang ditawarkan penulis naskah Dan Sterling (penulis naskah di berbagai serial dan film TV yang pernah dipercaya menyusun naskah The Interview, film Seth Rogen juga yang sangat kontroversial pada tahunnya) dan Liz Hannah (penulis naskah film pendek dan serial TV yang pernah tergabung dalam tim penulisan The Post), serta sutradara Jonathan Levine (50/50, Warm Bodies, Snatched)?
Ketika memutuskan untuk berhenti bekerja karena perusahaan media tempatnya bekerja sudah dibeli oleh ‘kapitalis’, Fred Flarsky, seorang jurnalis idealis, tak sengaja bertemu dengan pengasuhnya ketika dulu masih remaja, Charlotte Field, di sebuah pesta. Kini Charlotte telah menjadi seorang sekretaris negara yang memutuskan untuk maju mencalonkan diri menjadi calon presiden wanita pertama di Amerika Serikat. Melihat resumé Fred, Charlotte memutuskan untuk menyewa Fred sebagai penulis pidatonya. Sebagaimana komedi romantis pada umumnya, pekerjaan dan situasi membuat mereka mulai saling jatuh cinta. Tentu saja ini bukan kabar baik untuk rencana pencalonan Charlotte sebagai presiden yang memerlukan citra sepositif mungkin. Apalagi asmara antara keduanya terendus oleh pihak musuh yang berniat memanfaatkan hubungan mereka untuk menjatuhkan Charlotte.
Kunci utama keberhasilan sebuah drama/komedi romantis adalah chemistry pasangan utama yang meyakinkan. Kesannya simpel tapi sebenarnya tidak mudah dicapai. Setidaknya perlu dua komponen yang saling mendukung untuk mencapai tujuan utama ini. Selain chemistry pasangan aktor yang melakoni, juga naskah yang mampu membangun proses hubungan asmara yang realistis dan meyakinkan. Sebelumnya mungkin saya tidak pernah membayangkan Seth Rogen yang notabene komedian slengean yang setiap kali penampilannya tak lebih dari sekedar ‘korban’ bahan tertawaan, bisa disandingkan dengan seorang Charlize Theron, aktris yang tak hanya punya pesona fisik menawan, tapi juga kharisma keanggunan serta elegan yang eksepsional. Namun formula ini justru sengaja dipakai untuk menciptakan kontras yang menarik. Memang benar, Rogen lagi-lagi menjadi ‘bahan bulan-bulanan’ demi menggelitik saraf tawa penonton. Namun at some point berhasil membangun chemistry yang meyakinkan bersama Theron. Naskah yang sebenarnya cukup generik dan formulaik dalam membangun proses hubungan keduanya mungkin tak memberikan sumbangsih banyak, tapi ekspresi wajah dan terutama, tatapan mata keduanya sudah berbicara banyak. Dari sisi Rogen sudah terlihat sejak awal (meski lebih ke ‘lust’), sementara dari sisi Theron proses perkembangan emosi terlihat lebih detail dan jelas lewat variabel yang sama.
Meracik komedi romantis dengan bumbu politik dan sosial-budaya pun bukan perkara mudah. Justru menjadi PR yang paling sulit untuk membuatnya menjadi serasi dan seimbang. Secara garis besar tak ada masalah yang krusial dalam upaya penyeimbangan ini setelah dianalisis ulang. Namun ketika menyaksikan langsung, sebenarnya terdapat banyak sekali ketidak-seimbangan yang membuatnya kelewat serius dan ‘furious’ sebagai sebuah komedi. Meski sebagai sebuah satir sekalipun. Alhasil ada cukup banyak momen yang mungkin diniatkan lucu tapi harus menjadi awkward dan hanya kaum SJW yang akan ikut berteriak lantang mendukung protes yang tersampaikan lewat adegan. Komponen-komponen isu politik-sosial-budaya (misalnya karakter Lance, sahabat Flarsky yang ternyata punya pandangan politik berbeda dengannya) kerap muncul sebagai tempelan yang seolah-olah dipaksa relevan dengan topik yang ingin disampaikan. Dengan durasi yang mencapai lebih dari dua jam untuk sebuah komedi romantis, laju plot LS bisa dibilang agak melelahkan.
Untungnya LS masih memasukkan pure comedy gila-gilaan yang masih mampu membuat saya tertawa, dengan setup yang masih realistis pula. Tak lupa konklusi menjelang akhir yang sebenarnya menjadi solusi di berbagai konflik ‘pencitraan’ yang kian rumit di era media sosial ini. Apalagi isu peredaran video ‘nakal’ (yang kebetulan sedang hangat di Indonesia) yang membuat kita setidaknya tersenyum sambil bergumam dalam hati, “Yes, fuck it! We all do the same. Why should it ruined all the good things?”. Above all, tentu saja klimaksnya sebagai sebuah komedi romantis yang mampu spark joy bagi penikmat genre tersebut.
Sebagai pendukung suasana fun, ada cukup banyak track menarik lintas generasi yang cukup standout dan bisa menjadi ikon film, seperti It Must Have Been Love dari Roxette, Word Up! dari Cameo, One Way or Another dari Blondie, I’m on Fire dari Bruce Springsteen, Dancing On My Own dari Robyn, hingga cameo performance langsung dari Boyz II Men.
In the end, racikan LS, terutama elemen-elemen politik-sosial-budayanya, memang tak selalu berpadu enak, tapi setidaknya masih punya bumbu-bumbu lain yang masih berhasil menghibur, terutama sebagai komedi dan romance, di balik durasinya yang sebenarnya agak kelewat panjang.
Lihat data film ini di IMDb.