3/5
Action
Adventure
Based on Book
Blockbuster
Box Office
Comedy
Drama
Fantasy
Franchise
Hollywood
Mythology
SciFi
Superheroes
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
The Jose Movie Review
Thor: The Dark World
Overview
What should
I say? The Avengers Universe was
definitely not my cup of tea. Jujur saja, saya lebih menikmati film
masing-masing karakter yang berdiri sendiri. Dan dari sekian karakter-karakter The Avengers, Thor menempati urutan paling akhir dari daftar favorit saya. Yes,
you’re right. Even Hulk (baik versi
Eric Bana maupun Edward Norton) menurut saya masih jauh lebih baik dari segi
naskah dan eksekusi ketimbang Thor. Sayang
sekali sebenarnya. Thor punya materi
cerita yang menarik, terutama berkat unsur mitologi Skandinavia yang menjadi
elemen utama cerita. Sayang penggarapan naskah yang lebih mementingkan
bag-big-bug dan fantasi menjadikan karakter-karakter menarik di dalamnya
menjadi tenggelam dan gagal menarik simpati dari saya. Anyway, setidaknya adegan
hancur-hancuran di ending Thor masih
bisa saya nikmati dan visualisasi Asgard
juga memanjakan mata. So apa lagi yang ditawarkan di sekuel yang sekaligus
menjadi bagian dari Marvel’s The Avengers
Universe Phase 2 ini?
Seperti
biasa, sebuah sekuel menunjukkan extended universe dari pendahulunya. Begitu
juga dengan Thor: The Dark World (TTDW).
Di sini kita disuguhi sisi lain Asgard, dimana di seri sebelumnya kita (khususnya
yang awam dari cerita Thor
sebelumnya) dibuat mengira bahwa Asgard hanya terdiri dari istana Odin. Siapa
sangka Asgard ternyata punya alam dan rumah-rumah penduduk juga yang menyerupai
gabungan Naboo dan Gondor. Berbagai karakter yang muncul di pendahulunya juga
diberi porsi yang lebih banyak dan dipoles menjadi tampak lebih menarik. Misalnya
saja Darcy, Erik Selvig, Odin, dan bahkan Frigga. “Polesan” tersebut more or
less berupa adegan humor yang lebih menggelitik dan adegan aksi yang lebih
heroik. Namun “polesan” yang diberikan kepada mereka hanya sampai sejauh itu
saja. Sama sekali tidak meningkatkan ketertarikan saya pada karakter-karakter
ini secara signifikan.
Hubungan
karakter Thor dan Loki yang selama ini selalu dijadikan highlight cerita pun (lagi-lagi)
tidak digarap secara mendalam. Oke, di sini mungkin menunjukkan sisi
sentimentil yang melibatkan pertalian emosi antara keduanya. Tapi sekali lagi,
tidak punya signifikasi terhadap karakter maupun cerita secara utuh. Jika
kebanyakan kisah superhero setidaknya meng-highlight karakter villain sehingga
masih punya hal menarik untuk disodorkan, maka TTDW bahkan terlalu malas untuk
menjadikan Malekith karakter yang menarik. Jangankan menarik, porsinya sebagai
vilain utama seolah bisa dengan mudah digantikan oleh vilain manapun. We’re
just given the fact that Malekith was such a threat to the nine universes. That’s
it. Nothing I should be worried about. Cerita lebih berfokus pada usaha Thor
untuk mencari cara mengalahkan Malekith, dan itu sama sekali tidak menjadi
materi yang menarik bagi cerita. Sayang sekali.
So, what’s
left in TTDW? I don’t know how to answer. Adegan laganya pun tak lebih
memorable dan seru ketimbang Thor.
Bagi saya, secara keseluruhan TTDW adalah just another Marvel’s superheroes
movies yang forgettable dalam hitungan bulan. Entahlah jika Anda seorang
fanatik Marvel dan The Avengers Universe-nya.
The Casts
Di mata
saya, Chris Hemsworth masih tidak banyak berubah dalam memerankan Thor. Begitu
juga dengan aktor-aktor pendukung yang rata-rata termasuk kelas A, seperti
Natalie Portman, Tom Hiddleston, Anthony Hopkins, dan Stellan Skarsgard. Bahkan
Christopher Eccleston pun sama sekali tidak diberi kesempatan untuk menjadi karakter
villain yang menarik. Jika ada media yang mengatakan Thor dan TTDW menyia-nyiakan bakat akting mereka, saya harus
mengakui memang benar adanya. Kredit khusus deh buat Natalie Portman yang secara
fisik tampak jauh lebih cantik ketimbang sebelum-sebelumnya, terutama faktor
rambut (I guess). Kudos juga untuk Rene Russo yang akhirnya berhasil mencuri
layar walau tak begitu lama.
Technical
Tidak ada
yang begitu menonjol dari segi teknis, pun semuanya sudah memenuhi standard
film superhero fantasi sekelasnya. Baik dari segi visual effect maupun sound
effect yang setidaknya masih terasa “nendang”.
The Essence
Hmmm... I
have no idea. Once a jerk, forever a jerk, maybe?
They who will enjoy this the most
- Marvel’s The Avengers Universe’s fanatics
- General audiences who seek for instant entertainment