Project Gemini
Mending Memperbaiki
daripada
Mencari Pengganti

Di antara negara-negara Eropa, Rusia termasuk salah satu negara yang secara kuantitas cukup produktif. Meski secara kualitas belum sepenuhnya merata dan konsisten, tapi harus diakui punya ide-ide cerita yang menarik, terutama di genre fantasi dan horor. Bahkan salah satu nama sineas Rusia yang paling populer, Timur Bekmambetov, yang pernah mendobrak sinema dunia lewat dwilogi Night Watch (Nochnoy Dozor - 2004) dan Day Watch (Dnevnoy Dozor - 2006) dan berhasil berkarir di Hollywood lewat Wanted, Abraham Lincoln: Vampire Hunter, dan Ben-Hur. Penonton Indonesia sebenarnya cukup beruntung bisa mengenal sinema Rusia di layar bioskop, seperti The Guardians (Zashchitniki), Abigail, Baba Yaga: Terror of the Dark Forest (Yaga: Koshmar Tyomnogo Lesa), The Bride (Nevesta), Mermaid: The Lake of the Dead (Rusalka: Ozero Myortvykh), The Snow Queen: Mirrorlands (Snezhnaya Koroleva: Zazerkale), dan The Superdeep (Kolskaya Sverhglubokaya).

Awal tahun 2022, distributor Newko Global Entertainment membawa Project Gemini (Proekt Gemini). Bukan, ini bukan berdasarkan kisah nyata program NASA bernama sama di era '60-an. Ini murni fiksi ilmiah horor a la Alien dan Event Horizon produksi KD Studios (Abigail) yang digarap oleh sutradara Serik Beyseu yang mana ini merupakan debut film layar lebar fiksi pertamanya setelah film TV Tabletka Ot Slez (2014) dan film dokumenter Russkie Gonki (2014).


Konon bumi sudah hampir punah gara-gara serangan virus mematikan. Diilhami dari material berbentuk bola yang diduga berusia ribuan tahun, pemerintah Rusia memutuskan untuk mengirim pesawat luar angkasa berjuluk Proyek Gemini guna mencari habitat manusia yang baru. Seperti sci-fi horror pada umumnya, ekspedisi mereka diganggu oleh sesosok misterius yang menghabisi awak pesawat satu per satu. Beberapa yang tersisa mencoba menyelidiki sosok misterius sambil berusaha menyelamatkan diri. Pencarian yang ternyata berujung pada penemuan fakta yang mencengangkan, tak terlepas dari asal-usul material berbentuk bola berusia ribuan tahun tersebut.

Secara premise, apa yang ditawarkan Project Gemini mungkin terdengar sangat generik. Hampir semua sci-fi horror modern punya premise serupa. Uniknya, Project Gemini mencoba mengkombinasikan premise generik ini dengan berbagai elemen yang sebenarnya punya relevansi yang cukup baik, seperti  time travel, time paradox, bahkan filosofi kemanusiaan sebagaimana yang saya tuangkan sebagai judul blog post ini. Inilah yang sebenarnya menjadi keunikan dan daya tarik utama Project Gemini, selain tentu saja desain produksi yang terlihat lebih dari sekadar layak untuk ukuran produksi non-mayor seperti ini.


Sayang directing skill Beyseu masih jauh dari kata layak. Yang paling terlihat jelas tentu saja bagaimana ia mengarahkan para aktornya yang hampir kesemuanya tampil kaku, aktingnya bak aktor film porno parodi. Begitu pula kemampuannya menyusun adegan-adegan yang sebenarnya berpotensi mendebarkan. Alhasil sepanjang durasi, film sebenarnya terkesan hanya meruntut kronologi ketimbang membangun nuansa yang ingin dicapai (baca: impactful sebagai sajian horror/thriller). Bukan hanya faktor timing saja, tapi juga pengadeganan, termasuk tata kamera, editing, dan desain tata suara yang entah karena bioskop tempat saya menonton yang belum mengkalibrasi standard volume sesuai kebutuhan, atau dari mastering-nya memang sudah terdengar 'tenggelam'.

Pada akhirnya, entah memang diinspirasi dari pandemi COVID-19 yang melanda dunia dua tahun terakhir atau hanya kebetulan semata, Project Gemini sebenarnya bisa juga dianggap sebagai kampanye vaksin dengan tema besar: "Lebih baik memperbaiki (mencari obat/penawar) daripada mencari pengganti (habitat baru)". Sebuah filosofi yang sebenarnya menarik dan secara general punya relevansi kuat terhadap berbagai lini kehidupan manusia, yang sayang dieksekusi dengan daya yang masih belum cukup kuat untuk menjadikannya terasa eksepsional, apalagi memorable. Namun upaya memasukkan berbagai elemen yang menarik dan relevan, tetap masih layak untuk dihargai. Project Gemini tayang di bioskop-bioskop CGV dan Cinepolis mulai 2 Februari 2022. Bagi yang penasaran ingin mengenal dan mencicipi sinema Rusia, Project Gemini bisa jadi pilihan tontonan di slow season.

Lihat data film ini di IMDb.


Diberdayakan oleh Blogger.