Spirit Untamed
Fun Fearless
Little Female Pals;
Persahabatan Hangat
dan Petualangan Mendebarkan
untuk Semua Usia


Masih ingat film produksi DreamWorks Animation tahun 2002 berjudul Spirit: Stallion of the Cimarron? Dibandingkan produksi DWA lainnya, ia memang termasuk low profile, tapi dengan sambutan positif dari kritikus pendapatan total di seluruh dunia sebesar US$ 122 juta (bandingkan dengan budget US$ 80 juta), tentu Spirit masih potensial untuk dikembangkan menjadi waralaba, setidaknya untuk segmen penonton yang menyukai gaya animasi seperti Balto. Sempat dilanjutkan dengan kisah yang sama sekali baru lewat serial di Netflix bertajuk Spirit Riding Free sebanyak 8 musim dan beberapa seri lepasan sejak tahun 2017 yang masih dikembangkan dari kisah persahabatan tiga gadis pemberani; Lucky Prescott, Abigail Stone, dan Pru Granger dan kuda-kuda kesayangan mereka.

Akhir 2019 DWA mengumumkan pengerjaan versi adaptasi layar lebar dari serial Spirit Riding Free dari naskah yang disusun Aury Wallington, sang pengembang plot dari versi serialnya, serta mempercayakan Elaine Bogan (serial Dragons - spin off How to Train Your Dragon, serial Trollhunters) di bangku penyutradaraan, dibantu Ennio Torresan (art department The Boss Baby dan Abominable). Selain upgrade kualitas animasi 3D dan mempertahankan sosok Spirit (dan kuda-kuda lainnya) tetap natural sebagaimana versi serialnya, tidak seperti di Spirit pertama yang masih bersifat fabel mengingat suara hati dari sosok Spirit dijadikan narator cerita yang disuarakan oleh Matt Damon, jajaran pengisi suaranya pun dipilih yang lebih 'menjual' dibanding versi serialnya. Mulai Isabela Merced (Instant Family, Sicario: Day of the Soldado, dan Dora ant the Lost City of Gold), Jake Gyllenhaal, Marsai Martin (serial Black-ish dan Little), McKenna Grace (Carol kecil di Captain Marvel, Esther Keyes di serial The Handmaid's Tale, Gifted, dan Tonya kecil di I, Tonya), hingga Eiza Gonzalez (Baby Driver, Alita: Battle AngelHobbs & Shaw, Bloodshot, dan baru saja di Godzilla vs Kong) dan Julianne Moore. Meski dikerjakan secara remote selama pandemi COVID-19, Spirit Untamed masih layak diberi kesempatan untuk menunjukkan keindahannya.

Lucky Prescott (Isabela Merced), putri mendiang stunt performer berkuda wanita yang meninggal dunia karena kecelakaan saat sedang beraksi, dibawa kembali oleh Bibi Cora (Julianne Moore) ke rumah sang ayah kandung, Jim (Jake Gyllenhaal) di kota kecil yang berbatasan langsung dengan alam liar bernama Miradero, setelah dianggap selalu membawa masalah di rumah keluarga besar Prescott di East Coast. Lucky sendiri merasa keluarga besar Prescott terlalu mengekang dengan berbagai peraturan, terutama oleh Sang Kakek. Meski awalnya merasa kota Miradero terlalu membosankan, Lucky berubah pikiran ketika bertemu dengan seekor kuda Kiger Mustang liar yang dipanggilnya dengan nama Spirit, serta dua penunggang kuda cewek seumurannya, Abigail Stone (McKenna Grace) dan Pru Granger (Marsai Martin). Ketika kawanan Spirit diculik oleh gerombolan Hendricks (Walton Goggins) untuk dijual dan dipekerjakan secara tidak layak, Lucky nekad membantu Spirit untuk menyelamatkan kawanannya dan tetap hidup bebas di alam liar. Berbagai medan berbahaya dan strategi tertentu harus mereka lalui agar bisa menyelamatkan kawanan Spirit sebelum terlambat. Tentu kenekadan dan jiwa bebas yang diwariskan Sang Ibu saja belum cukup untuk selalu memupuk keberanian Lucky menerjang segala medan berbahaya untuk mempertahankan kebebasan.


Dari premise yang ditawarkan dan juga tampilan trailer-nya, sebenarnya cukup wajar ekspektasi seperti apa yang bisa diharapkan dari Spirit Untamed. Kalau boleh jujur, presentasinya tak beda dari film sekuel direct-to-video kebanyakan. Harus diakui secara umum ekspektasi itu memang benar adanya. Namun bukan berarti kualitas Spirit Untamed patut diremehkan begitu saja. 

Sebagai sajian film panjang yang ditayangkan secara teatrikal, ia masih mampu menjalankan premise generik-nya dengan cukup daya tarik. Setidaknya pace-nya mengalir pas dan lancar, tidak terkesan terburu-buru ataupun bertele-tele. Pun juga pilihan dialog jenaka (juga tentu saja performa voice talent)  dan momen-momen petualangan cukup mendebarkan (seperti ketika Lucky dan Spirit harus melompati jurnag yang jaraknya cukup jauh atau ketika mereka harus melalui bukit sempit) yang membuatnya masih terasa 'hidup' ketimbang film-film berpremise sejenis. Semuanya masih dalam batas aman untuk dikonsumsi segala usia, termasuk anak-anak di bawah usia 10 tahun sekalipun. Satu-satunya komponen dari film yang membuat saya mengernyitkan dahi adalah adegan Sang Penjahat yang menendang tubuh mungil Lucky secara keras hingga terjerembab dan bahkan berguling-guling sekian meter di tanah. Satu adegan yang menurut saya agak kelewat sadis untuk segmen penonton utamanya.


Ya, harus diakui di banyak kesempatan film terkesan terlalu memudahkan berbagai proses dan bahkan nyaris tanpa hambatan yang benar-benar berarti. Namun kemasan yang natural, manusiawi, dan bahkan beberapa momen manis nan hangat, baik antara Lucky-Spirit, Lucky-Abigail-Pru, maupun Lucky-Jim membuat saya masih memaafkannya. Mungkin tidak menjadi sesuatu yang memorable ataupun membekas dalam benak untuk jangka waktu yang lama, tapi setidaknya sebagai sajian hiburan instan dengan esensial tentang persahabatan, rekonsiliasi keluarga dengan saling memahami, dan jiwa kebebasan yang mudah dipahami oleh penonton cilik sekalipun, tanpa terkesan terlalu kentara menggurui ataupun pretensius. 

Ditambah desain produksi serta detail animasi yang tampak begitu 'hidup' tanpa meninggalkan ciri khas identitasnya sebagai animasi dengan target penonton utama anak-anak di bawah usia 10 tahun. Oh ya, jangan lupakan beberapa lagu yang mungkin tak se-memorable Here I Am dari Bryan Adams yang jadi soundtrack film pertamanya, tapi tetap mudah diikuti (sing along) ketika adegan berlangsung. Misalnya Join Up, Fearless, dan tentu saja lagu utama, You Belong, yang dibawakan oleh Becky G.


Singkatnya, Spirit Untamed adalah pilihan yang tepat untuk mengajak seluruh anggota keluarga, utamanya anak-anak perempuan di bawah usia 10 tahun. Nikmati saja durasi kurang lebih satu setengah jam bersama-sama, tanpa perlu sibuk untuk men-judge film maupun merisaukan 'keamanan'-nya untuk dikonsumsi oleh penonton anak. Spirit Untamed tayang di semua jaringan bioskop di Indoensia mulai 9 Juni 2021. Saran saya jika berniat mengajak seluruh keluarga untuk nonton, segerakan, sebelum layarnya digerus oleh F9 atau harus diberikan sebagai tambahan layar untuk The Conjuring: The Devil Made Me Do It dan A Quiet Place Part II yang sama-sama masih menjadi yang terkuat.

Lihat data film ini di IMDb.

Diberdayakan oleh Blogger.